LAPORAN PRAKTIKUM
WORKSHOP
S2 FASTTRACK BIOMEDIK
SODIUM
DODECYL SULFATE POLYACRYLAMIDE GEL ELECTROPHORESIS
(SDS – PAGE)
PENDAHULUAN
Elektroforesis adalah suatu teknik
pemisahan yang memisahkan analit berdasarkan kemampuannya bergerak dalam medium
konduksi yang biasanya berupa larutan buffer dan akan memberikan respons
setelah diberikan medan listrik (Harvey, 2000). Jika suatu zat bermuatan diberi
potensial, maka zat tersebut akan berpindah sepanjang medium yang kontinu ke
arah katode atau anode sesuai dengan muatan yang dibawanya.
Elektroforesis SDS – PAGE termasuk
ke dalam kelompok elektroforesis zona/ wilayah, yaitu kelompok elektroforesis
yang dibedakan berdasarkan medium penyangganya. Elektroforesis SDS – PAGE
menggunakan gel buatan sebagai medium penyangga. Gel yang digunakan terbentuk
dari polimerisasi akliramida dengan N,N’ – metilena bis akrilamida sehingga
terbentuk ikatan silang karena polimerisasi akrilamida sendiri hanya
menghasilkan ikatan linear yang tidak membentuk gel kaku (Girindra, 1993).
Polimerisasi dapat terjadi dengan
cepat pada suhu kamar dengan adanya katalis dan inisiator. Katalis dan
inisiator yang umum digunakan adalah N,N’,N’,N’ – tetrametildiamina (TEMED) dan
ammonium perosulfat (APS) sebagai sumber radikal bebas yang akan menginisiasi
pembentukan polimer (Caprette, 2005). Pada metode ini, digunakan natrium
dodecyl sulfat (SDS) dan β – merkaptoetanol. SDS merupakan deterjen anionik
yang bersama dengan dengan β – merkaptoetanol dan pemanasan menyebabkan
rusaknya struktur 3 dimensi protein menjadi konfigurasi acak. Hal ini
disebabkan oleh pecahnya ikatan disulfida yang selanjutnya tereduksi menjadi
gugus – gugus sulfidril.
Pergerakan partikel di dalam medium
bergantung pada ukuran partikel dan ukuran medium penunjang. Ukuran pori dari
gel ditentukan oleh konsentrasi gel poliakrilamida. Protein yang besar
mempunyai mobilitas yang lebih lambat dibandingkan dengan kompleks protein yang
lebih kecil. Bobot molekul protein dapat ditentukan dengan kalibrasi
menggunakan standar protein yang sudah diketahui bobot molekulnya (Rybicki et al. 1996). Teknik elektroforesis gel
banyk digunakan baik di bidang kimia maupun biokimia, karena teknik ini
memiliki banyak keuntungan, di antaranya ialah memiliki daya resolusi tinggi,
sederhana, dan mudah dibawa (Girindra, 1993).
Protein – protein dapat dipisahkan
berdasarkan berat molekul. SDS – PAGE (Sodium Dodecyl Sulfate – Polyacrilamide
Gel Electrophoresis) adalah teknik elektroforesis yang sering digunakan dalam
analisis protein di laboratorium. Sampel protein didenaturasi (dipanaskan) dan
dicampur dengan SDS (yang merupakan deterjen yang anionik) dengan akibat
kompleks protein – deterjen bermuatan negatif dan protein yang lebih besar
mempunyai muatan negatif yang lebih besar. Kompleks protein – deterjen itu akan
dibawa oleh medan listrik ke arah kutub positif (anoda). Gel akrilamide
berfungsi sebagai dasar atau alas dari atas gerakan sampel protein. Konsentrasi
akrilamide menentukan ukuran pori – pori gel dan ukuran pori – pori gel
menentukan jarak yang ditempuh oleh kompleks protein – SDS. Jadi beberapa
faktor yang dapat ditentukan untuk memaksimalkan pemisahan protein – protein melalui
teknik SDS – PAGE, antara lain: kadar SDS, konsentrasi gel akrilamide dan
ukuran gel nya, kemurnian sampel protein dan jumlah sampel yang diletakkan pada
gel, voltage yang digunakan pada alat elektroforesis dan selama medan listrik
dihidupkan.
Gel disusun oleh akrilamida dan
N’,N’ – metilen – bis – akrilamida yang berpolimerisasi melalui mekanisme
radikal bebas dengan bantuan katalisator N,N,N’,N’, - tetrametilen diamina
(TEMED) dan inisiator ammonium perosulfat (APS). Prinsip analisis SDS – PAGE
yaitu pemisahan protein berdasarkan ukuran molekul (Dunn, 1989).
TUJUAN
1.
Melakukan
prosedur elektroforesis vertikal dengan metode SDS – PAGE.
2.
Mengidentifikasi
berat molekul dari suatu sampel protein.
METODE
1. Alat
dan Bahan
Persiapan
Gel
Alat
·
Gel caster
·
Kaca
·
Penjepit
kaca
Bahan
·
Separating gel 12,5%, yang mengandung (per slap) :
-
Acrylamide
30% 2063 µl
-
1,5
M Tris-HCl pH 8,8 1250 µl
-
H2O 1635 µl
-
SDS
10% 50 µl
-
APS
10% 50 µl
-
TEMED 10 µl
·
Stacking gel, yang mengandung (per slap) :
-
Acrylamide
30% 257,5 µl
-
1
M Tris-HCl pH 6,8 312,5 µl
-
H2O 662,5 µl
-
SDS
10% 12,5 µl
-
APS
10% 3,75 µl
-
TEMED 2,5 µl
* acrylamide 30% (50 ml):
-
Acrylamide
14,5 gr
-
Bis
Acrylamide 0,25 gr
-
H2O 50 cc
* 1,5 M Tris-HCl pH 8,8 (50 ml):
-
Tris
HCl 11,823 gr
-
Aquades 50 cc
* 1 M Tris-HCl pH 6,8 (20 ml):
-
Tris-HCl 3,1528 gr
-
Aquades 20 cc
*SDS
10% (10 ml):
-
SDS 1 gr
-
Aquades 10 cc
*APS
10% (1ml) :
-
APS 0,1 gr
Persiapan Sampel
Alat
·
Appendorf
1,5 ml
Bahan
·
Sampel
protein
·
Tracking dye / RSB :
-
Tris
HCl pH 6,8 1 ml
-
Gliserol 0,8 ml
-
SDS
10% 1,6 ml
-
β
mercaptoetanol 0,4 ml
-
bromophenol
blue 1% 0,2 ml
-
Aquades 4 ml
Elektroforesis Gel
Alat
·
Alat
elektroforesis yang memberikan tegangan listrik ± 120V
Bahan
·
Running Buffer (1000 ml) :
-
Glicyne 14,2 gr
-
Tris
Base 3,03 gr
-
Aquades
steril 1000 ml
-
SDS 1 gr
Staining
dengan Coomasie Briliant Blue
Alat
·
1
buah wadah plastik bertutup ukuran 10x10x10 cm
Bahan
·
Staining
Solution (100 ml) :
-
Coomassie
Briliant Blue R250 0,1 gr
-
Methanol 40 cc
-
As.
Ac. Glacial 10 cc
-
Aquades 100 cc
Destaining
Alat
-
1
buah wadah plastic bertutup ukuran 10x10x10 cm
Bahan
-
Destaining
Solution (100 ml) :
-
Methanol 20 cc
-
As.
Ac. Glacial 10 cc
-
Aquades 100 cc
2.
Prosedur
Persiapan Gel
1.
Alat
dan bahan pembuatan gel disiapkan. Kaca dipasang pada penjepitnya.
2. Campuran
bahan separating gel disiapkan sesuai
dengan resep dan konsentrasinya.
3. Campuran
separating gel dihomogenkan dengan
cepat agar tidak segera mengeras.
4.
Campuran
separating gel dimasukkan pada gel caster dengan bantuan pipet, diikuti
dengan pemberian aquades agar permukaan gel rata dan oksigen tidak ada.
5.
Ruang
disisakan untuk stacking gel.
6.
Setelah
separating gel mengeras, sisa aquades
dibuang.
7.
Campuran
stacking gel disiapkan.
8.
Campuran stacking gel dihomogenkan dengan cepat.
9.
Campuran
stacking gel dituang di atas separating gel dan sisir (comb) segera dipasang diatas stacking gel.
10.
Gel
dibiarkan hingga mengeras.
11.
Setelah
gel mengeras, kaca dilepas dari penjepitnya.
12.
Gel
pada kaca dipasang pada alat elektroforesis dan running buffer dituang.
Persiapan Sampel
Prosedur
1.
Sampel
protein dan tracking dye (RSB)
disiapkan.
2. 20
µl sampel protein dan 20 µl tracking dye (RSB)
dicampur, dimasukkan dalam eppendorf.
3.
Sampel
direbus pada suhu 100°C selama 5 menit.
4.
Sampel
didinginkan pada suhu ruangan.
Elektroforesis Gel
Prosedur
1.
Sampel
protein dimasukkan ke dalam gel melalui ujung atas stacking gel sebanyak 2 µl / sumur.
2.
Power
supply dinyalakan.
3.
Sampel
diproses atau running dengan
memberikan tegangan listrik sebesar 120 V selama 60-90 menit.
4.
Gel
dilepas dari kacanya.
Staining dengan Coomasie Briliant Blue
Prosedur
1.
Gel
direndam dalam staining solution Coomasie
Brilliant Blue R - 250.
2. Rendaman
gel dalam staining solution Coomasie
Brilliant Blue R – 250 diletakkan di dalam shaker selama 20 - 30 menit.
Destaining
Prosedur
1.
Pewarna
pada gel dihilangkan dalam rendaman destain solution ± 1 – 2 jam sambil tetap
di shaker.
2.
Lakukan
destaining semalam di atas shaker sampai gel kelihatan bersih.
3.
Gel
siap discan dan dianalisa hasilnya.
4.
Hitung
BM protein pada band protein yang tampak pada gel menggunakan grafik regresi
linear.
HASIL
Prosedur pelaksanaan elektroforesis
vertikal dengan metode SDS – PAGE











HASIL SCAN GEL
Setelah gel distaining dan discan,
didapatkan band – band protein yang terbentuk pada tiap sumuran.
![]() |
Sampel
yang dimasukkan dalam tiap sumuran gel adalah sebagai berikut:
Sumuran
|
Sampel
|
M
|
Marker
|
1
|
Pili H. pylori
|
2
|
Pili Shigella
|
3
|
OMP Shigella
|
4
|
POT1 Typhi
|
5
|
POT2 Salmonella
|
6
|
OMP S. typhi
|
7
|
Protein Enterocyte
|
Perhitungan berat molekul (BM) dari
masing – masing protein didasarkan pada marker yang tersedia. Perhitungan
dilakukan dengan mengukur total jarak tracking dari stacking gel ke separating
gel, dilanjutkan dengan mengukur jarak tracking dari stacking gel ke masing –
masing band protein yang terbentuk, kemudian dari BM masing – masing band
marker di log kan, kemudian dicari retardation factor (RF) dengan membagi jarak
tracking masing – masing band dengan jarak tracking total. Setelah itu dibuat
kurva marker log BM sebagai axis (x) dan RF sebagai ordinat (y).
Berikut
adalah tabel perhitungan berat molekul pada marker:
BAND
|
BM MARKER (kDa)
|
JARAK TRACKING (mm)
|
LOG BM
|
RF
|
1
|
260
|
2
|
2.414973348
|
0.029412
|
2
|
135
|
6.5
|
2.130333768
|
0.095588
|
3
|
95
|
8
|
1.977723605
|
0.117647
|
4
|
72
|
10.5
|
1.857332496
|
0.154412
|
5
|
52
|
17
|
1.716003344
|
0.25
|
6
|
42
|
21.5
|
1.62324929
|
0.316176
|
7
|
34
|
26
|
1.531478917
|
0.382353
|
Keterangan:
- BM Marker didapat dari BM standar
marker
- Jarak tracking total didapat dari pengukuran dari stacking gel ke
separating gel, didapatkan jarak tracking total sebesar 68 mm
- Jarak tracking didapatkan dari
pengukuran dari stacking gel ke tiap band yang tampak pada gel.
- Log BM merupakan Log dari BM
- RF merupakan hasil pembagian antara
jarak tracking dengan jarak tracking total.
Setelah
itu dibuat kurva regresi linear sebagai berikut:

Dengan
sumbu (x) adalah Log BM dan sumbu (y) adalah RF, dan didapatkan persamaan
sebagai berikut:
y = -0.438x + 1.030
R² = 0.917, di mana R yang baik adalah R yang lebih dari 0,98
y = -0.438x + 1.030
R² = 0.917, di mana R yang baik adalah R yang lebih dari 0,98
Kemudian
persamaan tersebut digunakan untuk mengukur berat protein sampel dengan
perhitungan sebagai berikut:
Log BM = (RF
– 1,365)/ -0,593
BM = 10(Log
BM)
Pada praktikum hanya dilakukan
perhitungan berat molekul pada sumuran 2 (sampel pilli H. pylori):
BAND
|
BM MARKER (kDa)
|
JARAK TRACKING (mm)
|
LOG BM
|
RF
|
1
|
164.9293237
|
4
|
2.217297878
|
0.058824
|
2
|
99.78376762
|
10.5
|
1.999059898
|
0.154412
|
3
|
82.24740669
|
13
|
1.915122213
|
0.191176
|
4
|
67.79294938
|
15.5
|
1.831184529
|
0.227941
|
5
|
51.72157842
|
19
|
1.71367177
|
0.279412
|
6
|
22.09764323
|
30
|
1.344345958
|
0.441176
|
Sehingga pembacaan band pada sumuran
sampel adalah sebagai berikut:

PEMBAHASAN
Pada elektroforesis vertical ini
digunakan metode SDS PAGE dengan gel berbahan dasar polikrilamida karena sampel
yang digunakan adalah sampel protein. Pemilihan komposisi stacking gel dan separating
gel didasarkan pada berat molekul protein yang akan di – running, bila sampel protein yang akan
di running belum diketahui berat molekulnya, maka digunakan gel dengan
komposisi 12,5% terlebih dahulu, jika kemudian saat running terjadi loss
protein, maka komposisi gel dinaikkan menjadi 25% dan seterusnya.
Komposisi gel berpengaruh terhadap
hasil running sampel protein. Gel berperan sebagai pori atau saringan yang akan
menyaring protein berdasarkan ukuran molekul. Protein dengan berat molekul
kecil akan turun terlebih dahulu dengan cepat menuju ke dasar gel dan protein
dengan berat molekul besar akan tertahan di gel bagian atas. Jika komposisi gel
yang digunakan tidak sesuai, jika komposisi gel terlalu kecil maka pori dari
gel menjadi longgar sehingga protein dengan berat molekul kecil akan terus
turun, sedangkan jika komposisi gel terlalu besar maka pori dari gel menjadi
rapat sehingg protein dengan berat molekul besar akan tertahan di atas.
Penggunaan RSB sebagai tracking dye berfungsi untuk menandai
protein yang tersangkut di pori gel sebagai band. Pemanasan protein dilakukan
sebelum pemberian RSB dengan tujuan untuk melepaskan ikatan protein yang rumit
menjadi sebuah ikatan sederhana yang akan lebih mudah untuk dilakukan proses
running elektroforesis. Pemanasan dilakukan selama 5 menit di air mendidih dan
tidak lebih dari 7 menit karena akan menyebabkan denaturasi protein.
Aliran listrik yang digunakan
sebesar 90 – 120 V berfungsi untuk memberi muatan pada protein untuk bergerak
melewati pori gel dan bergerak dari atas ke bawah gel sesuai dengan berat
molekul sampel protein tersebut. Protein dengan berat molekul kecil akan
bergerak terlebih dahulu dengan cepat melewati pori sampai batas di mana pori
tidak cukup besar untuk melewati pori gel. Batas tersebut lah yang terlihat
sebagai band pada gel. Aliran muatan listrik mengalir ke protein lewat running
buffer yang diisikan pada kit elektroforesis yang berisi gel yang di running.
Setelah itu dilakukan staining dengan menggunakan Coomasie Brilliant Blue dalam waterbath agar band yang timbul
tampak jelas. Setelah itu dilakukan destaining
agar band dapat diamati.
Berat molekul protein diidentifikasi
dengan menentukan kurva baku dari marker protein dengan menggunakan Log dari berat
molekul dan RF (hasil bagi tracking band dan tracking total). Setelah diketahui
persamaan dari kurva baku, maka persamaan tersebut dapat digunakan untuk
menghitung berat molekul dari sampel protein yang kita running.
Kakak mo tanya dong, cara nyari log bm nya gimana?
BalasHapusMau tanya, kalo saya ada sampel yang ingin dianalisis menggunakan metode elektroforesis dg SDS PAGE, kira2 lab yang bisa di mana..., mohon infonya. Trmksh
BalasHapus