LAPORAN PRAKTIKUM
WORKSHOP
S2 FASTTRACK BIOMEDIK
WESTERN BLOT
PENDAHULUAN
Western blot mengidentifikasi
antibodi spesifik pada protein yang telah dipishkan antara satu dengan yang
lain menurut ukuran nya lewat elektroforesis gel. Blot merupakan sebuah membran,
biasanya berbahan dasar nitroselulose atau PVDF (Polyvynilidine fluoride). Gel
diletakkan di pada membran dan adanya aliran listrik menginduksi protein pada
gel untuk berpindah pada membran yang dilekatkan. Membran tersebut kemudian
merupakan replika dari pola protein pada gel yang kemudian diwarnai secar
sekuensial dengan antibodi. Prosedur western blot terdiri dari preparasi
sampel, elektroforesis gel, transfer dari gel ke membran, dan imunostain dari
blot tersebut.
Western blot dikenal sebagai teknik
yang sangat baik dan digunakan secara luas untuk mengidentifikasi dan
mengkuantifikasi protein yang spesifik dalam campuran yang kompleks. Teknik ini
memungkinkan deteksi tidak langsung atau indirek dari sampel protein yang
diimobilisasi pada nitroselulose atau membran PVDF. Pada western blot yang
konvensional, sampel protein terlebih dahulu di running dengan SDS – PAGE dan
secara elektroforesis ditransfer ke membran. Setelah langkah blocking, membran
di probe dengan antibodi primer baik monoclonal maupun poliklonal yang
jumlahnya meningkat dibanding antigen. Setelah pencucian yang sekuensial,
membran kemudian diinkubasi dengan antibody sekunder yang dikonjugasi dengan
enzim yang sifatnya reaktif terhadap antibodi. Aktivitas dari enzim seperti
alkaline phospatase (AP) dan horseradish peroxidase (HRP) yang penting untuk
pengeluaran sinyal. Pada akhirnya, membran dicuci kembali dengan substrat dari
enzim yang tepat yang akan memproduksi sinyal
yang dapat direkam.
Western blotting merupakan teknik yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan memposisikan protein berdasarkan
kemampuannya untuk berikatan dengan antibody yang spesifik. Analisis western
blot dapat mendeteksi protein yang diinginkan dari campuran dari protein dalam
jumlah besar. Western blot dapat memberikan informasi tentang ukuran dari
protein (dengan perbandingan dengan ukuran marker dalam satuan kilodalton dan
juga memberi informasi tentang ekspresi protein (dengan perbandingan dengan
kontrol seperti pada sampel yang tidak diberi perlakuan atau sel atau jaringan
tipe lain).
Sebagai rangkuman, western blot
memberi informasit tentang ukuran dari protein dan jumlah ekspresi protein.
Analisis western blot dapat menganalisis sampel protein dari sel atau jaringan,
namun juga dapat menganalisa protein rekombinan yang disintesis secara in
vitro.
TUJUAN
Mengetahui adanya antigen dalam suatu
sampel protein dengan melihat adanya reaksi antigen – antibody pada membran
hasil transfer dari gel SDS – PAGE.
METODE
Alat
dan Bahan
Alat
·
Inkubator
·
Kertas
·
Shaker
Bahan
·
Kertas
saring
·
Membrane
NC
·
Gel
SDS – PAGE
·
Tris
Base Solution (TBS)
-
Tris
Base 50 mM : 6,06 gram
-
NaCl
0,2M : 11,68 gram
-
Dd
H2O : 1000 ml adjust pH 7,4
·
Transfer
buffer
-
Tris
Base 25mM : 3,03 gram
-
Glycine
192 mM : 14,4 gram
-
Methanol
20% : 200 ml
-
Dd
H2O ditambahkan hingga 1000 ml
Metode Uji Titer Spesifisitas Anti –
Antibodi dengan Teknik Western Blot
1.
Rendam
membrane blotting dan gel elektroforesis SDS-PAGE masing – masing dalam
transfer buffer 30 menit (dishaker).
2.
Setting
alat : trans-blot semi Dry Merk. Bio rad. Susun sandwich (urutan dari bawah ke
atas) :
·
Kertas
saring
·
Membrane
NC
·
Gel
SDS-PAGE
·
Kertas
saring
Running pada 300MA, 20 Volt selama 2
jam untuk proses transfer
3.
Angkat
NC dan cuci dengan akuades, rendam dalam ponceau selama 1 menit, dan bilas aquades
untuk konfirmasi keberhasilan. Transfer pita protein dari gel SDS-PAGE ke
membrane NC. Bloking dengan TBS-SKIM milk 5% inkubasi overnight 4oC.
4.
Keluarkan
sampai suhu ruang tercapai, dishaker.
5.
Cuci
NC dengan TBS-tween 0,05% 2 x 10 menit, shake pelan.
6.
Inkubasi
dengan Antibiotik primer yang dilarutkan dalam TBS-Skim Milk 1% selama 2 jam
pada suhu ruang.
7.
Cuci
NC dengan TBS-tween 0,05% 2 x 10 menit, shaker pelan.
8.
Inkubas
dengan antibiotic sekunder-berlabel yang dilarutkan dalam TBS selama 1 jam pada
suhu ruang.
9.
Cuci
NC dengan TBS tween 0,05% 1x10 menit, shaker pelan.
10. Inkubasi dengan substrat ( Wentern
blue untuk AP conjugate; TMB untuk biotin) sampai muncul pita protein.
11. Stop reaksi dengan dd H2O,
kering anginkan membrane NC, kemudian scan hasilnya
HASIL
DOKUMENTASI
PENELITIAN

















Setelah
membran di staining, terlihat gambaran Band
Protein yang Terdapat Pada Membran Nitroselulosa



|
|
|














|
|
|
|
|
|
|

|
|
|
|
|
|
|
|

Sumuran
|
Sampel
|
1
|
Marker
|
2
|
Kosong
|
3
|
Pili H. pylori
|
4
|
Kosong
|
5
|
Pili Shigella
|
6
|
Kosong
|
7
|
OMP Shigella
|
Penentuan Berat Molekul Protein dengan Analis Regresi
Linier
Protein
Marker
Band
|
Berat Molekul
|
Tracking Distance
|
LOG BM
|
Refractory Factor
|
1
|
260
|
5
|
2.414973
|
0.075758
|
2
|
135
|
8
|
2.130334
|
0.121212
|
3
|
95
|
10
|
1.977724
|
0.151515
|
4
|
72
|
12.5
|
1.857332
|
0.189394
|
5
|
52
|
18
|
1.716003
|
0.272727
|
6
|
42
|
22.5
|
1.623249
|
0.340909
|
7
|
34
|
27
|
1.531479
|
0.409091
|
8
|
26
|
33
|
1.414973
|
0.5
|
9
|
17
|
43.5
|
1.230449
|
0.659091
|
10
|
10
|
60
|
1
|
0.909091
|

Dari
kurva marker Log BM (x) dan RF (y) didapatkan rumus:
y =
-0.593x + 1.365
R² = 0.905, di mana R2 yang baik lebih dari 0,98
R² = 0.905, di mana R2 yang baik lebih dari 0,98
Jadi
untuk menghitung berat molekul protein sampel:
Log BM = (RF – 1,365)/ -0,593
Log BM = (RF – 1,365)/ -0,593
BM =
10(Log BM)
Sample
2 Pilli Shigella
Tracking Distance
|
RF
|
LOG BM
|
BM
|
8
|
0.121212
|
2.09745
|
125.1555
|
12.5
|
0.189394
|
1.982472
|
96.04445
|
13.5
|
0.204545
|
1.956922
|
90.55692
|
14.25
|
0.215909
|
1.937759
|
86.64803
|
34.5
|
0.522727
|
1.420359
|
26.32442
|
38.5
|
0.583333
|
1.318156
|
20.80445
|
Sample
3 OMP Shigella
Tracking Distance
|
RF
|
LOG BM
|
BM
|
34.5
|
0.522727
|
1.420359
|
26.32442
|
38.5
|
0.583333
|
1.318156
|
20.80445
|
DISKUSI
Pada western blot, band yang
terlihat pada membran nitroselulose merupakan band protein yang berikatan
dengan antibody yang diberikan. Pada penelitian ini sampel gel yang telah
ditransfer ke membran, diberikan antibodi protein 49 kDa pada 3 sampel yaitu H. pylori, pili shigella, dan OMP shigella,
kemudian dilihat apakah terdapat reaksi silang antara sampel protein dengan
antibodi yang diberikan pada 3 sampel tersebut.
Hasil dari penelitian menunjukkan
tidak adanya reaksi antara antibodi protein 49 kDa Shigella dengan pili H.
pylori, sedangkan antibodi protein 49 kDa Shigella dapat bereaksi dengan protein 20,8 kDa, 26,3 kDa, dan
86,6 kDa, 90,6 kDa, 96 kD, dan 125,2 kDa dari pili Shigella. Antibodi protein 49 kDa Shigella juga dapat beraksi dengan protein 20,8 kDa dan 26,3 kDa
daari OMP Shigella.
Ziazza - Atomic Art's Studio in Tucson - The
BalasHapusZiazza is titanium hair trimmer as seen on tv the largest in suppliers of metal the USA with titanium cerakote a great Ziazza is titanium nitride an award-winning studio in Tucson, Arizona. With an award-winning ceramic vs titanium design studio,
click sex toys,dildo,dildo,cheap dildo other
BalasHapus