Minggu, 18 Maret 2012

LAPORAN PRAKTIKUM WORKSHOP WESTERN BLOT


LAPORAN PRAKTIKUM WORKSHOP
S2 FASTTRACK BIOMEDIK
WESTERN BLOT

PENDAHULUAN
            Western blot mengidentifikasi antibodi spesifik pada protein yang telah dipishkan antara satu dengan yang lain menurut ukuran nya lewat elektroforesis gel. Blot merupakan sebuah membran, biasanya berbahan dasar nitroselulose atau PVDF (Polyvynilidine fluoride). Gel diletakkan di pada membran dan adanya aliran listrik menginduksi protein pada gel untuk berpindah pada membran yang dilekatkan. Membran tersebut kemudian merupakan replika dari pola protein pada gel yang kemudian diwarnai secar sekuensial dengan antibodi. Prosedur western blot terdiri dari preparasi sampel, elektroforesis gel, transfer dari gel ke membran, dan imunostain dari blot tersebut.
            Western blot dikenal sebagai teknik yang sangat baik dan digunakan secara luas untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi protein yang spesifik dalam campuran yang kompleks. Teknik ini memungkinkan deteksi tidak langsung atau indirek dari sampel protein yang diimobilisasi pada nitroselulose atau membran PVDF. Pada western blot yang konvensional, sampel protein terlebih dahulu di running dengan SDS – PAGE dan secara elektroforesis ditransfer ke membran. Setelah langkah blocking, membran di probe dengan antibodi primer baik monoclonal maupun poliklonal yang jumlahnya meningkat dibanding antigen. Setelah pencucian yang sekuensial, membran kemudian diinkubasi dengan antibody sekunder yang dikonjugasi dengan enzim yang sifatnya reaktif terhadap antibodi. Aktivitas dari enzim seperti alkaline phospatase (AP) dan horseradish peroxidase (HRP) yang penting untuk pengeluaran sinyal. Pada akhirnya, membran dicuci kembali dengan substrat dari enzim yang tepat yang akan memproduksi sinyal  yang dapat direkam.
            Western blotting merupakan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memposisikan protein berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan antibody yang spesifik. Analisis western blot dapat mendeteksi protein yang diinginkan dari campuran dari protein dalam jumlah besar. Western blot dapat memberikan informasi tentang ukuran dari protein (dengan perbandingan dengan ukuran marker dalam satuan kilodalton dan juga memberi informasi tentang ekspresi protein (dengan perbandingan dengan kontrol seperti pada sampel yang tidak diberi perlakuan atau sel atau jaringan tipe lain).
            Sebagai rangkuman, western blot memberi informasit tentang ukuran dari protein dan jumlah ekspresi protein. Analisis western blot dapat menganalisis sampel protein dari sel atau jaringan, namun juga dapat menganalisa protein rekombinan yang disintesis secara in vitro.

TUJUAN
Mengetahui adanya antigen dalam suatu sampel protein dengan melihat adanya reaksi antigen – antibody pada membran hasil transfer dari gel SDS – PAGE.
METODE
Alat dan Bahan
Alat
·         Inkubator
·         Kertas
·         Shaker

Bahan
·         Kertas saring
·         Membrane NC
·         Gel SDS – PAGE
·         Tris Base Solution (TBS)
-       Tris Base 50 mM : 6,06 gram
-       NaCl 0,2M : 11,68 gram
-       Dd H2O : 1000 ml adjust pH 7,4
·         Transfer buffer
-       Tris Base 25mM : 3,03 gram
-       Glycine 192 mM : 14,4 gram
-       Methanol 20% : 200 ml
-       Dd H2O ditambahkan hingga 1000 ml

Metode Uji Titer Spesifisitas Anti – Antibodi dengan Teknik Western Blot
1.    Rendam membrane blotting dan gel elektroforesis SDS-PAGE masing – masing dalam transfer buffer 30 menit (dishaker).
2.    Setting alat : trans-blot semi Dry Merk. Bio rad. Susun sandwich (urutan dari bawah ke atas) :
·         Kertas saring
·         Membrane NC
·         Gel SDS-PAGE
·         Kertas saring
Running pada 300MA, 20 Volt selama 2 jam untuk proses transfer
3.    Angkat NC dan cuci dengan akuades, rendam dalam ponceau selama 1 menit, dan bilas aquades untuk konfirmasi keberhasilan. Transfer pita protein dari gel SDS-PAGE ke membrane NC. Bloking dengan TBS-SKIM milk 5% inkubasi overnight 4oC.
4.    Keluarkan sampai suhu ruang tercapai, dishaker.
5.    Cuci NC dengan TBS-tween 0,05% 2 x 10 menit, shake pelan.
6.    Inkubasi dengan Antibiotik primer yang dilarutkan dalam TBS-Skim Milk 1% selama 2 jam pada suhu ruang.
7.    Cuci NC dengan TBS-tween 0,05% 2 x 10 menit, shaker pelan.
8.    Inkubas dengan antibiotic sekunder-berlabel yang dilarutkan dalam TBS selama 1 jam pada suhu ruang.
9.    Cuci NC dengan TBS tween 0,05% 1x10 menit, shaker pelan.
10.  Inkubasi dengan substrat ( Wentern blue untuk AP conjugate; TMB untuk biotin) sampai muncul pita protein.
11.  Stop reaksi dengan dd H2O, kering anginkan membrane NC, kemudian scan hasilnya

HASIL
DOKUMENTASI PENELITIAN

Setelah membran di staining, terlihat gambaran Band Protein yang Terdapat Pada Membran Nitroselulosa
10 kDa
 
17 kDa
 
26 kDa
 
34 kDa
 
42 kDa
 
52 kDa
 
72 kDa
 
95 kDa
 
135 kDa
 
260 kDa
 
90 kDa
 
86 kDa
 
96 kDa
 
125 kDa
 
21 kDa
 
26 kDa
 
21 kDa
 
26 kDa
 



Sumuran
Sampel
1
Marker
2
Kosong
3
Pili H. pylori
4
Kosong
5
Pili Shigella
6
Kosong
7
OMP Shigella



Penentuan Berat Molekul Protein dengan Analis Regresi Linier

Protein Marker
Band
Berat Molekul
Tracking Distance
LOG BM
Refractory Factor
1
260
5
2.414973
0.075758
2
135
8
2.130334
0.121212
3
95
10
1.977724
0.151515
4
72
12.5
1.857332
0.189394
5
52
18
1.716003
0.272727
6
42
22.5
1.623249
0.340909
7
34
27
1.531479
0.409091
8
26
33
1.414973
0.5
9
17
43.5
1.230449
0.659091
10
10
60
1
0.909091



Dari kurva marker Log BM (x) dan RF (y) didapatkan rumus:
y = -0.593x + 1.365
R² = 0.905, di mana R2 yang baik lebih dari 0,98

Jadi untuk menghitung berat molekul protein sampel:
Log BM = (RF – 1,365)/ -0,593
BM = 10(Log BM)

Sample 2 Pilli Shigella
Tracking Distance
RF
LOG BM
BM
8
0.121212
2.09745
125.1555
12.5
0.189394
1.982472
96.04445
13.5
0.204545
1.956922
90.55692
14.25
0.215909
1.937759
86.64803
34.5
0.522727
1.420359
26.32442
38.5
0.583333
1.318156
20.80445

Sample 3 OMP Shigella
Tracking Distance
RF
LOG BM
BM
34.5
0.522727
1.420359
26.32442
38.5
0.583333
1.318156
20.80445

DISKUSI
            Pada western blot, band yang terlihat pada membran nitroselulose merupakan band protein yang berikatan dengan antibody yang diberikan. Pada penelitian ini sampel gel yang telah ditransfer ke membran, diberikan antibodi protein 49 kDa pada 3 sampel yaitu H. pylori, pili shigella, dan OMP shigella, kemudian dilihat apakah terdapat reaksi silang antara sampel protein dengan antibodi yang diberikan pada 3 sampel tersebut.
            Hasil dari penelitian menunjukkan tidak adanya reaksi antara antibodi protein 49 kDa Shigella dengan pili H. pylori, sedangkan antibodi protein 49 kDa Shigella dapat bereaksi dengan protein 20,8 kDa, 26,3 kDa, dan 86,6 kDa, 90,6 kDa, 96 kD, dan 125,2 kDa dari pili Shigella. Antibodi protein 49 kDa Shigella juga dapat beraksi dengan protein 20,8 kDa dan 26,3 kDa daari OMP Shigella.
           
             

2 komentar:

  1. Ziazza - Atomic Art's Studio in Tucson - The
    Ziazza is titanium hair trimmer as seen on tv the largest in suppliers of metal the USA with titanium cerakote a great Ziazza is titanium nitride an award-winning studio in Tucson, Arizona. With an award-winning ceramic vs titanium design studio,

    BalasHapus